Aksesibilitas dalam Desain Web,Aksesibilitas web mengacu pada perancangan situs web dengan mempertimbangkan kebutuhan semua pengguna, termasuk penyandang disabilitas, guna memastikan mereka dapat mengakses dan menggunakan informasi serta fungsi di situs web secara setara. Pedoman Aksesibilitas Konten Web (WCAG) adalah standar yang diakui secara internasional yang dirancang untuk membantu mencapai tujuan ini. Banyak negara dan wilayah telah mengadopsi WCAG 2.1 Level AA sebagai standar kepatuhan teknis.

6.1 Memahami Aksesibilitas Web

Aksesibilitas web adalah tentang membuat situs web yang dapat digunakan oleh semua orang, termasuk orang-orang dengan gangguan pendengaran, penglihatan, kognitif, motorik, dan disabilitas lainnya. Tujuan WCAG adalah untuk menetapkan standar yang seragam untuk aksesibilitas konten web yang memenuhi kebutuhan individu, organisasi, dan pemerintah dalam skala internasional. Mematuhi pedoman aksesibilitas tidak hanya merupakan keharusan etis, tetapi juga membantu meningkatkan pengalaman bagi semua pengguna, termasuk orang dewasa yang lebih tua dan mereka yang menggunakan perangkat seluler.

6.2 Prinsip Utama WCAG

Pedoman WCAG 2.1 disusun berdasarkan empat prinsip inti, yang sering disingkat sebagai POUR:

Dapat dipahami: Informasi dan komponen antarmuka pengguna harus disajikan dengan cara yang dapat dipahami oleh pengguna. Ini termasuk menyediakan alternatif teks untuk konten non-teks (misalnya, atribut alt untuk gambar), membuat konten yang dapat disajikan dengan cara berbeda (misalnya, tata letak yang lebih sederhana) tanpa kehilangan informasi, dan membuat konten lebih mudah dilihat dan didengar pengguna.
Dapat dioperasikan: Komponen antarmuka pengguna dan navigasi harus dapat dioperasikan. Artinya, semua fitur dapat diakses melalui papan ketik, memberi pengguna cukup waktu untuk membaca dan menyerap konten, serta membantu pengguna menavigasi dan menemukan konten.
Dapat dipahami: Informasi dan pengoperasian antarmuka pengguna harus dapat dipahami. Ini termasuk membuat konten teks mudah dibaca dan dipahami, memastikan bahwa halaman web muncul dan beroperasi dengan cara yang dapat diprediksi, dan membantu pengguna menghindari dan memperbaiki kesalahan.
Kuat: Konten harus cukup kuat untuk ditafsirkan secara andal oleh berbagai agen pengguna, termasuk teknologi bantuan. Ini berarti memastikan kompatibilitas dengan alat pengguna saat ini dan masa mendatang.
Prinsip-prinsip ini menyediakan kerangka dasar untuk membuat konten web yang dapat diakses.

6.3 Mempraktikkan Pedoman Aksesibilitas

Menerapkan aksesibilitas web melibatkan serangkaian langkah dan pertimbangan khusus. Penting untuk menyediakan teks alternatif yang deskriptif untuk semua konten non-teks guna membantu pembaca layar memberikan informasi yang benar bagi pengguna yang memiliki gangguan penglihatan. Penting juga untuk memastikan sistem manajemen konten (CMS) Anda mendukung aksesibilitas. Atur struktur konten dan judul dengan logika yang jelas untuk memudahkan pengguna memahami informasi. Gunakan warna secara bertanggung jawab, pertimbangkan kebutuhan pengguna buta warna, dan gabungkan warna dan petunjuk untuk menyampaikan informasi. Buat konten yang dapat diakses menggunakan keyboard untuk memastikan bahwa pengguna dapat menavigasi semua fitur situs Anda menggunakan keyboard. Untuk halaman web yang menggunakan kode verifikasi, siaran suara atau metode verifikasi alternatif lainnya harus disediakan. Pastikan ada kontras kecerahan yang memadai antara informasi latar depan dan latar belakang. Memungkinkan pengguna untuk memilih warna latar depan dan latar belakang, dan menyesuaikan ukuran teks. Hindari penggunaan konten yang berkedip, karena dapat memicu kejang pada pengguna epilepsi. Gunakan tag HTML semantik untuk menyusun konten situs web Anda agar lebih mudah dinavigasi oleh pembaca layar. Menyediakan fungsi "lompat ke konten utama" untuk membantu pengguna mengakses konten inti halaman dengan cepat. Pedoman praktis ini membantu memastikan bahwa situs web Anda dapat diakses oleh khalayak seluas mungkin.